Langsung ke konten utama

Unggulan

JANGAN BERIKAN DIRIMU SECARA GRATIS KEPADA PRIA RENDAHAN.

 Jangan serahkan dirimu atas nama "CINTA" kepada pria yang belum tentu menjadi suami kamu. Karena kamu akan dijadikan bahan tertawaan di tempat tongkrongannya. Kamu tahu apa yang mereka tertawakan?  Pria yang sudah kamu berikan dirimu secara "GRATIS" itu, menceritakan betapa rendahnya harga diri kamu dan bentuk tubuh kamu secara terperinci. Jangan pernah beralasan bahwa, Perempuan selalu menggunakan perasaan dan pria menggunakan logika. Pria dan wanita sama-sama diberikan Tuhan "OTAK DAN AKAL" untuk berpikir secara logika. Jangan pernah melakukan sex sebelum menikah, cintai diri kamu sendiri, jangan termakan rayuan rendahan para pria itu.   Saran saya, sebelum melakukan sesuatu gunakanlah otak kamu itu untuk berpikir, apakah dampak positif dan negatif yang akan terjadi jika kamu melakukan itu.

LAPORAN PENDAHULUAN SPINAL CORD INJURY

 LAPORAN PENDAHULUAN

SPINAL CORD INJURY

 

 

DISUSUN OLEH :

NAMA : YUNITA AFRIDA MAKAI

NIM : 17.01.034

PBK : KEPERAWATAN KRITIS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

MAKASSAR

2022

 

1.Definisi Penyakit

Spinal Cord Injury (SCI) adalah kerusakan atau trauma pada sum-sum tulang belakang yangmengakibatkan kerugian atau gangguan fungsi menyebabkan mobilitas dikurangi atau perasaan. Penyebab umum dari kerusakan adalah trauma (kecelakaan mobil, tembak, jatuh,cedera olahraga, dll) atau penyakit (myelitis melintang, Polio, spina bifida, Ataksia Friedreich,dll). Sumsum tulang belakang tidak harus dipotong agar hilangnya fungsi terjadi. Padakebanyakan orang dengan SCI, sumsum tulang belakang masih utuh, tetapi kerusakan selular untuk itu mengakibatkan hilangnya fungsi. SCI sangat berbeda dari cedera punggung seperti disk  pecah, stenosis tulang belakang atau saraf terjepit.

2.Etiologi

Cedera tulang belakang yang paling sering traumatis, disebabkan oleh lateral yang lentur,rotasi dislokasi, pemuatan aksial, dan hyperflexion atau hiperekstensi dari kabel atau caudaequina. Kecelakaan kendaraan bermotor adalah penyebab paling umum dari SCI, sedangkan penyebab lain meliputi jatuh, kecelakaan kerja, cedera olahraga (menyelam, judo dll), dan penetrasi seperti luka tusuk atau tembak, kecelakaan di rumah (jatuh dr ketinggian, bunuh diridll), dan bencana alam, misal gempa. SCI juga dapat menjadi asal non-traumatik,. Seperti dalamkasus kanker, infeksi, penyakit cakram intervertebralis, cedera tulang belakang, penyakitsumsum tulang belakang vascular, transverse myelitis, tumor dan multiple sclerosis.

3.Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis bergantung pada lokasi yang mengalami trauma dan apakah traumaterjadi secara parsial atau total. Berikut ini adalah manifestasi berdasarkan lokasi trauma :

1)      Antara C1 sampai C5

Respiratori paralisis dan kuadriplegi, biasanya pasien meninggal.

2)      Antara C5 dan C6

Paralisis kaki, tangan, pergelangan; abduksi bahu dan fleksi siku yang lemah; kehilangan refleks brachioradialis.

3)      Antara C6 dan C7

Paralisis kaki, pergelangan, dan tangan, tapi pergerakan bahu dan fleksi siku masih bisadilakukan; kehilangan refleks bisep.

4)      Antara C7 dan C8

Paralisis kaki dan tangan

5)      C8 sampai T1

Horner's syndrome (ptosis, miotic pupils, facial anhidrosis), paralisis kaki.

6)      Antara T11 dan T12

Paralisis otot-otot kaki di atas dan bawah lutut.

7)      T12 sampai L1

Paralisis di bawah lutut.

8)      Cauda equineHiporeflex atau paresis extremitas bawah, biasanya nyeri dan biasanya nyeri dan sangatsensitive terhadap sensasi, kehilangan kontrol bowel dan bladder.

9)      S3 sampai S5 atau conus medullaris pada L1

Kehilangan kontrol bowel dan bladder secara total. (Sumber:www.jasper-sci.com)

 

4.Deskripsi patofisiologi (Berdasarkan Kasus kegawat daruratan)

              Cedera spinal cord terjadi akibat patah tulang belakang, dan kasus terbanyak cedera spinalcord mengenai daerah servikal dan lumbal. Cedera dapat terjadi akibat hiperfleksi, hiperekstensi,kompresi atau rotasi pada tulang belakang.Fraktur pada cedera spinal cord dapat berupa patah tulang sederhana, kompresi, kominutif,dan dislokasi. Sedangkan kerusakan pada cedera spinal cord dapat berupa memar, kontusio,kerusakan melintang laserasi dengan atau tanpa gangguan peredaran darah, dan perdarahan.Kerusakan ini akan memblok syaraf parasimpatis untuk melepaskan mediator kimia,kelumpuhan otot pernapasan, sehingga mengakibatkan respon nyeri hebat dan akut anestesi.Iskemia dan hipoksemia syok spinal, gangguan fungsi rektum serta kandung kemih. Gangguankebutuhan gangguan rasa nyaman nyeri, oksigen dan potensial komplikasi, hipotensi, bradikardiadan gangguan eliminasi.Temuan fisik pada spinal cord injury sangat bergantung pada lokasi yang terkena: jika terjadicedera pada C-1 sampai C-3 pasien akan mengalami tetraplegia dengan kehilangan fungsi pernapasan atau sistem muskular total; jika cedera mengenai saraf C-4 dan C-5 akan terjaditetraplegia dengan kerusakan, menurunnya kapasitas paru, ketergantungan total terhadap aktivitas sehari-hari; jika terjadi cedera pada C-6 dan C-7 pasien akan mengalami tetraplegiadengan beberapa gerakan lengan atau tangan yang memungkinkan untuk melakukan sebagianaktivitas sehari-hari; jika terjadi kerusakan pada spinal C-7 sampai T-1 seseorang akanmengalami tetraplegia dengan keterbatasan menggunakan jari tangan, meningkatkemandiriannya; pada T-2 sampai L-1 akan terjadi paraplegia dengan fungsi tangan dan berbagaifungsi dari otot interkostal dan abdomen masih baik; jika terjadi cedera pada L-1 dan L-2 ataudibawahnya, maka orang tersebut akan kehilangan fungsi motorik dan sensorik, kehilanganfungsi defekasi dan berkemih.

 

5.Tahapan / Grade/ Tingkatan Penyakit (contoh Gagal Jantung, Kanker, CKD, dll)

            Cedera umum medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplit berdasarkanada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi. Terdapat 5 sindrom utama cedera medulaspinalis inkomplet menurut American Spinal Cord Injury Association

 yaitu :

(1)Central Cord Syndrome

(2) Brown Sequard Syndrome

(3) Anterior Cord Syndrome

(4) Posterior Cord Syndrome

(5)Cauda Equina Syndrome

 

 

 

 

 

Lee menambahkan lagi sebuah sindrom inkomplet yang sangat jarang terjadi yaituPosterior Cord Syndrome Central Cord Syndrome (CCS) biasanya terjadi setelah cederahiperekstensi. Sering terjadi pada individu di usia pertengahan dengan spondilosiscervicalis. Predileksi lesi yang paling sering adalah medulla spinalis segmen servikal, terutama pada vertebra C4-C6.Sebagian kasus tidak ditandai oleh adanya kerusakan tulang. Mekanisme terjadinyacedera adalah akibat penjepitan medulla spinalis oleh ligamentum flavum di posterior dankompresi osteofit atau material diskus dari anterior. Bagian medulla spinalis yang paling rentanadalah bagian dengan vaskularisasi yang paling banyak yaitu bagian sentral. Pada Central CordSyndrome, bagian yang paling menderita gaya trauma dapat mengalami nekrosis traumatikayang permanen. Edema yang ditimbulkan dapat meluas sampai 1-2 segmen di bawah dan di atastitik pusat cedera. Sebagian besar kasus Central Cord Syndrome menunjukkan hipo/isointens pada T1 dan hiperintens pada T2, yang mengindikasikan adanya edema. Gambaran khas CentralCord Syndrome adalah kelemahan yang lebih prominen pada ekstremitas atasdibanding ektremitas bawah. Pemulihan fungsi ekstremitas bawah biasanya lebih cepat,sementara pada ekstremitas atas (terutama tangan dan jari) sangat sering dijumpai disabilitasneurologic permanen. Hal ini terutama disebabkan karena pusat cedera paling sering adalahsetinggi VC4-VC5 dengan kerusakan paling hebat di medulla spinalis C6 dengan lesi LMN.Gambaran klinik dapat bervariasi, pada beberapa kasus dilaporkan disabilitas permanen yangunilateral.

 

a.Klasifikasi berdasarkan keparahan

1)Klasifikasi Frankel :

Grade A : motoris (-), sensoris (-)

Grade B : motoris (-), sensoris (+)

Grade C : motoris (+) dengan ROM 2 atau 3, sensoris (+)

Grade D : motoris (+) denganROM 4, sensoris (+)

Grade E : motoris (+) normal, sensoris (+)

2)Klasifikasi ASIA (American Spinal Injury Association)

Grade A : motoris (-), sensoris (-) termasuk pada segmen sacral

Grade B : hanya sensoris (+)

Grade C : motoris (+) dengan kekuatan otot <

Grade D : Motoris (+) dengan kekuatan otot > 3

Grade E : motoris dan sensoris normal

 

Sedangkan lesi pada medula spinalis menurut ASIA resived 2000, terbagi atas:a.Paraplegi: Suatu gangguan atau hilangnya fungsi motorik atau dan sensorik karenakerusakan pada segment thoraco-lumbo-sacral. b.Quadriplegi: Suatu gangguan atau hilangnya fungsi motorik atau dan sensorik karenakerusakan pada segment cervikal.

 

 

 

 

6.Pemeriksaan Penunjang

a)      Evaluasi Klinik Ketika pasien yang mengeluh sakit leher, meskipun mereka tidak benar-benar terjaga,atau ketika mereka telah jelas kelemahan. Kita harus mewaspadai adanya SCI, dari tandadan gejala diatas dengan pemeriksaan radiologi.

b)      Pemeriksaan RadiologiPasien dengan SCI juga dapat menerima baik komputerisasi Tomography (CT scan atauCAT) dan magnetis resonansi imaging (MRI) dari tulang belakang. Karena alasan diatas, perlu dilakukan pemeriksaan radiografi tulang belakang servikal pada semua pasiencedera kepala sedang dan berat. Radiograf yang diambil di UGD kualitasnya tidak selalu baik dan bila tetap diduga adanya cedera tulang belakang, radiograf selanjutnya diambillagi termasuk tampilan oblik bila perlu, serta (pada daerah servikal) dengan leher padafleksi serta ekstensi bila diindikasikan. Tampilan melalui mulut terbuka perlu untuk memperlihatkan proses odontoid pada bidang antero-posterior.

c)      Intensive Care Unit

Standar perawatan ICU, termasuk menjaga tekanan darah yang stabil, pemantauan fungsicardiovascular, memastikan ventilasi yang memadai dan fungsi paru-paru, dan mencegahinfeksi dan segera merawat dan komplikasi lain, adalah penting agar SCI pasien dapatmencapai hasil yang terbaik.

d)      Steroid TherapyMethylprednisolone, sebuah obat steroid, menjadi tersedia sebagai perawatan untuk SCIakut pada tahun 1990 ketika seorang multicenter percobaan klinis menunjukkan lebihneurological mengubah skor di pasien yang diberi obat di dalam delapan bulan pertamadari cedera.

 

7.Penatalaksanaan Medis/Operatif

v  Penatalaksaan MedisTindakan-tindakan untuk imobilisasi dan mempertahankan vertebral dalam posisi lurus: pemakaian kollar leher, bantal pasir atau kantung IV untuk mempertahankan agar leher stabil, dan menggunakan papan punggung bila memindahkan pasien; melakukan traksiskeletal untuk fraktur servikal, yang meliputi penggunaan Crutchfield, Vinke, atau tongGard-Wellsbrace pada tengkorak, tirah baring total dan pakaikan brace haloi untuk pasiendengan fraktur servikal stabil ringan; pembedahan (laminektomi, fusi spinal atau insersi batang Harrington) untuk mengurangi tekanan pada spinal bila pada pemeriksaan sinar-Xditemui spinal tidak aktif.Intervensi bedah = Laminektomi, dilakukan bila: deformitas tidak dapat dikurangi denganfraksi, terdapat ketidakstabilan signifikan dari spinal servikal, cedera terjadi pada regionlumbar atau torakal, status neurologis mengalami penyimpanan untuk mengurangi fraktur spinal atau dislokasi atau dekompres medulla. (Diane C. Braughman, 2000 ; 88-89).Tindakan-tidakan untuk mengurangi pembengkakan pada medula spinalis denganmenggunakan glukortiko steroid intravena

v  Penatalaksanaan Keperawatan

Pengkajian fisik didasarakan pada pemeriksaan pada neurologis, kemungkinan didapatidefisit motorik dan sensorik di bawah area yang terkena: syok spinal, nyeri, perubahanfungsi kandung kemih, perusakan fungsi seksual pada pria, pada wanita umumnya tidak terganggu fungsi seksualnya, perubahan fungsi defekasi; kaji perasaan pasien terhadapkondisinya; lakukan pemeriksaan diagnostik; pertahankan prinsip A-B-C (Airway,Breathing, Circulation) agar kondisi pasien tidak semakin memburuk.

 

8.Pemeriksaan fisik (Berdasarkan ABCD/Kasus Kegwatdaruratan)

·         Pengkajian

1)Riwayat Penyakit Sebelumnya

-Apakah klien pernah menderita :

-Penyakit stroke

-Infeksi otak

-DM-Diare dan muntah yang berlebihan

-Tumor otak

 -Intoksiaksi insektisida

-Trauma kepala

-Epilepsi dll.

2)Pemeriksaan Fisik

§  Sistem pernafasan

Gangguan pernafasan, menurunnya vital kapasitas, menggunakan otot-otot pernafasan tambahan

§  Sistem kardiovaskuler

 Bardikardia, hipotensi, disritmia, orthostatic hipotensi

§  Status neurologi

Nilai GCS karena 20% cedera medulla spinalis disertai cedera kepala.

§  Fungsi motoric

Kehilangan sebagian atau seluruh gerakan motorik dibawah garis kerusakan,adanya quadriplegia, paraplegia.

§  Refleks Tendon

Adanya spinal shock seperti hilangnya reflex dibawah garis kerusakan, post spinalshock seperti adanya hiperefleksia ( pada gangguan upper motor neuron/UMN)dan flaccid pada gangguan lower motor neuron/ LMN).

§  Fungsi sensorik

Hilangnya sensasi sebagian atau seluruh bagian dibawah garis kerusakan.

§  Fungsi otonom

Hilangnya tonus vasomotor, kerusakan termoreguler.

§  Autonomik hiperefleksia

 (kerusakan pada T6 ke atas)Adanya nyeri kepala, peningkatan tekanan darah, bradikardia, hidungtersumbat, pucat dibawah garis kerusakan, cemas dan gangguan penglihatan.

§  Sistem gastrointestinal

Pengosongan lambung yang lama, ileus paralitik, tidak ada bising usus, stressulcer, feses keras atau inkontinensia.

§  Sistem urinaria

Retensi urine, inkontinensia

§  Sistem Muskuloskletal

Atropi otot, kontraktur, menurunnya gerak sendi (ROM)-Kulit Adanya kemerahan pada daerah yang terrtekan (tanda awal decubitus

§  Fungsi seksual.

Impoten, gangguan ereksi, ejakulasi, menstruasi tidak teratur.

§  Psikososial

Reaksi pasien dan keluarga, masalah keuangan, hubungan denganmasyarakat.

 

9. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa

§  Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelumpuhan otot diafragma, kelemahandengan paralisis otot abdominal dan interkostal serta ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi.

§  Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelumpuhan, sensorik dan motoric

§  Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya cedera, pengobatan dannamanya imobilitas.

§  Gangguan eliminasi alvi /konstipasi berhubungan dengan gangguan persarafan pada ususdan rectum, adanya atonik kolon sebagai akibat gangguan autonomic.Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat perkemihan,ketidakmampuan untuk berkemih spontan

§  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, kehilangan sensori danmobilitasPrinsip-Prinsip Utama Penatalaksanaan Trauma Spinal:

§  ImmobilisasiTindakan immobilisasi harus sudah dimulai dari tempat kejadian/kecelakaan sampai keunit gawat darurat.. Yang pertama ialah immobilisasi dan stabilkan leher dalam posisinormal; dengan menggunakan ’cervical collar’. Cegah agar leher tidak terputar (rotation).Baringkan penderita dalam posisi terlentang (supine) pada tempat/alas yang keras.Pasien diangkat/dibawa dengan cara ”4 men lift” atau menggunakan ’Robinson’sorthopaedic stretcher’.

§  Stabilisasi MedisTerutama sekali pada penderita tetraparesis/etraplegia:-Periksa vital signs-Pasang ’nasogastric tube’-Pasang kateter urin-Segera normalkan ’vital signs’.Pertahankan tekanan darah yang normal dan perfusi jaringan yang baik. Berikan oksigen,monitor produksi urin, bila perlu monitor AGD (analisa gas darah), dan periksa apa adaneurogenic shock. Pemberian megadose Methyl Prednisolone Sodium Succinate dalamkurun waktu 6 jam setaleh kecelakaan dapat memperbaiki konntusio medula spinalis.

§  Mempertahankan posisi normal vertebra (”Spinal Alignment”)Bila terdapat fraktur servikal dilakukan traksi dengan Cruthfield tong atau Gardner-Wellstong dengan beban 2.5 kg perdiskus. Bila terjadi dislokasi traksi diberikan dengan bebanyang lebih ringan, beban ditambah setiap 15 menit sampai terjadi reduksi

§  Dekompresi dan Stabilisasi SpinalBila terjadi ’realignment’ artinya terjadi dekompresi. Bila ’realignment’ dengan caratertutup ini gagal maka dilakukan ’open reduction’ dan stabilisasi dengan’approach’anterior atau posterior.

§  Rehabilitasi.Rehabilitasi fisik harus dikerjakan sedini mungkin. Termasuk dalam program iniadalah ’bladder training’, ’bowel training’, latihan otot pernafasan, pencapaianoptimal fungsi-fungsi neurologik dan program kursi roda bagi penderita paraparesis/paraplegia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

https://docs.google.com/document/d/1YfwbKW3TdqaA9ff1ruHnE3et9ESn7Nvii4DEA2ztZAg/edit ASIA. Spinal cord injury. Diunduh dari :http://sci.rutg

Komentar

Postingan Populer