Langsung ke konten utama

Unggulan

JANGAN BERIKAN DIRIMU SECARA GRATIS KEPADA PRIA RENDAHAN.

 Jangan serahkan dirimu atas nama "CINTA" kepada pria yang belum tentu menjadi suami kamu. Karena kamu akan dijadikan bahan tertawaan di tempat tongkrongannya. Kamu tahu apa yang mereka tertawakan?  Pria yang sudah kamu berikan dirimu secara "GRATIS" itu, menceritakan betapa rendahnya harga diri kamu dan bentuk tubuh kamu secara terperinci. Jangan pernah beralasan bahwa, Perempuan selalu menggunakan perasaan dan pria menggunakan logika. Pria dan wanita sama-sama diberikan Tuhan "OTAK DAN AKAL" untuk berpikir secara logika. Jangan pernah melakukan sex sebelum menikah, cintai diri kamu sendiri, jangan termakan rayuan rendahan para pria itu.   Saran saya, sebelum melakukan sesuatu gunakanlah otak kamu itu untuk berpikir, apakah dampak positif dan negatif yang akan terjadi jika kamu melakukan itu.

SAP (Satuan Acara Penyuluhan) DAN PENYULUHAN KEBERSIHAN DIRI

 

MAKALAH

 SAP (Satuan Acara Penyuluhan) DAN PENYULUHAN KEBERSIHAN DIRI

 

 

DISUSUN OLEH :

Nama : Yunita Afrida Makai

Nim : 1701034

 

 

 

 

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

MAKASSAR

2021

 

 

 

 

 

BAB I

PEMBAHASAN

A.       Pengertian SAP

SAP (Satuan Acara Penyuluhan) adalah seperangkat acara penyuluhan yang akan diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan konsep acara. Penyusunan SAP terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pendahuluan, tahap penyajian dan tahap penutup.

B.         Tahap-tahap penyusunan SAP

Kegiatan penyuluhan adalah tahap yang dilakukan penyuluh atau pemateri dan peserta penyuluhan atau masyarakat untuk mengetahui perkembangan kesehatan di lingkungan mereka. Materi penyuluhan tersebut dibatasi oleh pokok bahasan dan subpokok bahasan yang ada pada suatu SAP. Tahap kegiatan itu terdiri atas tahap pendahuluan (introduction), tahap penyajian (presentation), dan tahap penutup (test and follow up). Berikut ini akan diuraikan secara singkat pengertian tahap tersebut.

1.           Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki penyajian materi yang akan disuluhkan. Pada tahap ini penyuluh menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan diajarkan dalam pertemuan tersebut, manfaat materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, hubungan materi tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui masyarakat, serta tujuan yang harus dicapai masyarakat pada akhir pertemuan.

Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental masyarakat agar memerhatikan secara sungguh-sungguh selama tahap penyajian. Tahap pendahuluan ini biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau sekitar 5% dari waktu penyuluhan.

2.           Tahap Penyajian

Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran. Di dalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut.

a.       Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal seperti penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (realita), model, dan demonstrasi gerak.

b.      Contoh dan non-contoh yang praktis serta konkret dari uraian konsep

c.       Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk menerapkan konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik. Sebagian besar (80-90%) dari waktu kegiatan penyuluhan digunakan dalam tahap penyajian ini.

3.      Tahap Penutup

Tahap penutup merupakan tahap terakhir suatu penyuluhan. Tahap ini meliputi 3 kegiatan, yaitu:

a.             Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab atau dikerjakan peserta penyuluhan.

Seringkali tes tersebut dilaksanakan secara tidak formal dan tidak tertulis, tetapi diajukan secara lisan untuk dijawab atau dikerjakan oleh peserta penyuluhan yang ditunjuk sebagai sampel. Namun tes tersebut dapat juga dijawab atau dikerjakan oleh semua peserta didik dan hal ini berarti akan menyita waktu pengajaran.

b.      Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes

c.       Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau dipelajari peserta penyuluhan selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri dari wabah penyakit yang menular di lingkungan masyarakat.

Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit atau 10-15% dari waktu pengajaran.

Dari uraian tentang kegiatan penyuluhan tersebut tampak bahwa didalamnya tercakup komponen metode penyuluhan. Untuk menjelaskan suatu konsep abstrak penyuluhan dapat menggunakan ceramah, sedangkan untuk memberikan contoh dalam bentuk kegiatan fisik penyuluhan menggunakan metode demonstrasi. Itulah sebabnya sebagian orang tidak menggunakan istilah metode penyuluhan ketika mereka sudah menggunakan istilah kegiatan penyuluhan.

C.        Media Dan Alat Penyuluhan

Media adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan materi penyuluhan agar dapat dilihat, dibaca, atau didengar oleh peserta penyuluhan. Jenis media yang sering digunakan dalam pengajaran adalah buku atau bahan cetak, papan tulis, foto, boneka simulasi, transparansi, serta proyektor (over head proyektor-OHP). Di samping itu, kadang-kadang digunakan pula slide pretsentasi dan proyektor LCD (LCD projector) serta kaset video dan pemutarnya (video set). Fungsi dari media tersebut adalah menyalurkan materi pengajaran kepada peserta penyuluhan.

Alat penyuluhan adalah benda yang digunakan dalam penyuluhan sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan penyuluhan. Contoh alat penyuluhan seperti penggaris, papan tulis, alat-alat olah raga yang digunakan dalam pendidikan jasmani, dan kalkulator yang digunakan untuk menghitung. Benda-benda tersebut tidak dimaksudkan untuk menyalurkan materi penyuluhan.

D.       Evaluasi Dan Referensi

Evaluasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta penyuluhan cara melaksanakan pengajaran. Alat ukur tersebut dapat berbentuk:

1.      Karangan (essay test)

2.      Tes objektif. Untuk tujuan instruksional dalam kawasan kognitif

3.      Tes kinerja (performance test). Untuk tujuan instruksional yang mengandung kawasan psikomotor.

Cara pelaksanaan bisa berbentuk tulisan atau lisan untuk kawasan kognitif dan bentuk kerja (praktikum) untuk kawasan psikomotor.

Referensi adalah buku atau bahan yang dijadikan acuan untuk menyajikan materi dalam SAP.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

MATERI PENYULUHAN KEBERSIHAN DIRI

 

 

A.    PENDAHULUAN

        Kebersihan merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini dikarenakan kebersihan memiliki hubungan yang erat dengan rutinitas manusia sehari-hari dimana kebersihan merupakan penujang yang utama dalam kelancaran aktivitas manusia. Ketika lingkungan bersih maka aktivitas dapat dijalani dengan nyaman begitu pula sebaliknya. Begitu pentingnya menjaga kebersihan karena tidak hanya memiliki dampak pada manusia, namun juga pada lingkungan maupun makhluk hidup lainnya.

       Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tidak dapat dijauhkan dari sebuah kehidupan manusia dan merupakan unsur yang pasti atau tetap dalam ilmu kesehatan dan pencegahannya. Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan itu sendiri adalah menciptakan sebuah lingkungan yang sehat sehingga tidak gampang terserang atau terkena berbagai macam penyakit yang kapan saja bisa menyerang kita seperti demam berdarah, muntaber dan lain-lain. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman. Kebersihan lingkungan meliputi kebersihan tempat tinggal, tempat bersekolah, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum lainnya. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene atau jauh dari kotor baik dalam diri sendiri, lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar.

      Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat tidak menyebabkan kotoran atau menularkan penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain karena itu kita harus pandai pandai menjaga kebersihan. Tidak sulit menjaga kebersihan lingkungan ada banyak macam cara untuk menjaga kebersihan lingkungan misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, selalu membersihkan selokan air, memisahkan sampah kering dan sampah basah, rajin menyapu halaman rumah, mendaur ulang barang yang tidak terpakai dan masih banyak lagi. Jika kita tidak menjaga kebersihan lingkungan maka lingkungan menjadi tidak sehat dan dapat mengganggu kegiatan sehari hari juga dapat menyebabkan penyakit yang menganggu masyarakat. Lingkungan yang bersih menjadikan hidup lebih sehat, udara terasa sejuk, tempat tinggal menjadi bersih dan terhindar dari segala penyakit. Maka dari itu kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan karena banyak sekali manfaatnya untuk kehidupan.

      Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).

     Di agama Islam juga diajarkan mengenai kebersihan lingkungan mencakup kebersihan diri sendiri, kebersihan makan, kebersihan minum, kebersihan rumah, kebersihan sumber air, pekarangan dan jalan, dan kebersihan lingkungan hidup sekitar. Ini semua sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yaitu kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Kebersihan akan lebih menjamin kebersihan seseorang dan menyehatkan. Kebersihan beda jauh dengan kemewahan, kebersihan itu sendiri adalah usaha manusia supaya lingkungan tetap sehat terawatt secara berkelanjutan atau supaya menjadi permanen dalam diri masing-masing seseorang.

      Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan maka jika melihat tempat yang tidak bersih harus segera kita bersihkan supaya kotoran atau sampah hilang dari depan mata kita. Semakin banyak kotoran yang dibiarkan menumpuk dan bertimbunan maka akan semakin tidak baik pula untuk dilihat yang lebih bahaya lagi akan mendatangkan berbagai macam atau sumber penyakit atau wabah penyakit di sekitarnya. Dalam hubungan ini umat beragama dan masyarakat sekitar sangat mutlak diperlukan dalam hal menciptakan lingkungan masyarakat yang bersih dan sehat. Kondisi bersih ini sangatlah mendukung kenyamanan dan ketentraman seseorang, sebaliknya tempat yang kotor akan menjadikan kondisi yang suram, tidak enak, tidak tahan, dan sangat menjengkelkan. Renungkanlah sebuah hadits Rasulullah SAW yang maksudnya ''Islam itu bersih maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih'' (HR.Dailami)

        Di SD N 014 Balikpapan Barat ada beberapa siswa yang masih belum mengetahui dan memahami pentingnya kebersihan, misalnya ketika bel istirahat berbunyi siswa langsung membeli makanan dan lupa mencuci tangannya terlebih dahulu atau setelah jam selesai berolahraga siswa tidak mencuci tangannya langsung masuk kelas dan mengambil makanan. Siswa juga kurang mengetahui bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar. Bahkan, beberapa diantaranya melalaikan aktivitas terkecil dalam menjaga kesehatan ini. Hal ini terlihat pada saat jam istirahat beberapa diantaranya hanya membasuh tangan bahkan ada yang memilih untuk langsung makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Terlihat pula beberapa siswa masih enggan untuk membuang sampah di tempatnya. Hal ini tentu akan mempengaruhi proses belajar pada siswa itu sendiri.

         Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan oleh minimnya kesadaran anak tentang pentingnya menjaga kebersihan diri. Kurangnya motivasi dari sekolah juga menjadi salah satu alasan mengapa siswa belum memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan diri. Dalam Tri Dharma perguruan tinggi disebutkan bahwa fungsi perguruan tinggi adalah melaksanakan pendidikan tinggi, melakukan penelitian, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Dari pentingnya menjaga kebersihanyang tentu dapat menunjang kelancaran siswa untuk melaksanakan proses belajar. FKIP Pendidikan Matematika Univesitas Balikpapan memandang perlu dilaksanakan pengabdian kepada masyarakat tentang berbicara. Atas dasar pemikiran tersebut, Mahasiswa dan Dosen FKIP Universitas Balipapan perlu melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan. Lokasi yang dipilih adalah SD N 014 Balikpapan Barat karena di sekolah tersebut dijumpai siswa yang memelalaikan pentingnya menjaga kebersihan.

         Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997). Menurut Aburrahman dalam (Hasanah : 2014) bahwa kebersihan merupakan salah pokok dalam memelihara kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk kecuali berusaha untuk membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut dinilai kotor. Pembersihan diri tersebut, secara fisik misalnya, ada yang menggunakan air, tanah, air dan tanah. Bagi manusia membersihkan diri tersebut dengan tanah dan air tidak cukup, tetapi ditambah dengan menggunakan dedaunan pewangi, malahan pada zaman modern sekarang menggunakan sabun mandi, bahkan untuk pembersih wajah ada sabun khusus dan lain sebagainya. Pada manusia konsep kebersihan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga psikhis, sehingga dikenal istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati, kebersihan spiritual dan lain sebagaianya.

            Menurut Undang - Undang RI nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menebutkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan. Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman.

           Di agama Islam juga diajarkan mengenai kebersihan lingkungan mencangkup kebersihan makan, kebersihan minum, kebersihan rumah, kebersihan sumber air, pekarangan dan jalan. Ini semua sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yaitu kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Kebersihan akan lebih menjamin kenyamanan hidup seseorang. Kebersihan tidak sama dengan kemewahan, kebersihan adalah usaha manusia agar lingkungan tetep sehat terawat secara kontinyu. Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan maka jika melihat tempat yang tidak bersih perlu segera kita bersihkan agar hilang dari pandangan mata. Semakin banyak kotoran yang dibiarkan menumpuk semakin tidak baik untuk dilihat yang lebih bahaya lagi akan mendatangkan berbagai penyakit atau wabah di sekitarnya. Dalam hubungan ini umat beragama dan masyarakat sekitar mutlak diperlukan dalam menciptakan lingkungan masyarakat bersih dan sehat.

           Kondisi bersih sangat mendukung kenyamanan dan menerik, sebaliknya tempat yang kotor menjadikan kondisi suram dan menjengkelkan. Renungkanlah sebuah hadits Rasulullah SAW yang maksudnya '' islam itu bersih maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.'' (HR.Dailami) Makna dari kebersihan adalah sebagian dari iman, itulah motto yang terus didengungdengungkan di dalam dunia pendidikan maupun dalam instansi terkait. Tapi kadang kita selalu bertanya dengan motto di atas jika kita menjumpai kehancuran lingkungan hidup dan juga menemukan sampah berserakan di mana-mana.

           Hampir dijumpai di kota-kota besar sampah berserakan di sudut-sudut kota. Dengan prinsip “Kebersihan sebagian dari Iman” sebenarnya sudah bisa diterapkan dalam perilaku manusia orang perorangan. Tapi nyatanya kebersihan itu ibarat simbol belaka tanpa ada tindakan yang nyata. Kerap kali kita sering berbicara mengenai kebersihan, tapi praktiknya kebanyakan adalah sulit mengaktualisasikannya dengan baik. Untuk memulai perilaku kebersihan sebagian dari iman memang perlu bekerjasama dengan berbagai pihak. Menerapkan prilaku ini diperlukan keikut sertaan penegak hukum dan pembuat kebijakan agar mau mewujudkan citacita ini secara bersama-sama. Semua harus dimulai dalam diri pribadi manusia. Hukum sangat berperan penting dalam prilaku kehidupan manusia.

         Kebersihan Jasmani adalah kebersihan yang berkenaan kebersihan tubuh (fisik) dan kebersihan lingkungan secara internal (tempat tinggal, sekolah, dll) maupun secara external (jalan raya, selokan, sungai, pantai, udara dan air ) yang diwujudkan pada kesadaran individu (pribadi) atau masyarakat (publik) dalam mendapatkan kenyamanan secara layak pada kehidupannya. Kebersihan Rohani adalah kebersihan secara spirirualitas yang ada pada diri seseorang dari pola pikirnya, kesadarannya , sikap atau prilaku , jiwanya dan mentalnya tidak ternodai dari hal – hal yang dilarang oleh Islam baik secara abstrak maupun secara transparan yang akan menuju kesempurnaan individu/seseorang dalam menjalankan agamanya.

Sedangkan untuk kebersihan Lingkungan Sekolah Pengetahuan tentang lingkungan perlu diberikan sejak dini agar dapat memberikan pemahaman yang mendalam akan pentingnya lingkungan bagi manusia sehingga dapat menghasilkan warga Negara yang mempunyai perilaku yang bertanggungjawab terhadap lingkungannya dan menumbuhkan rasa kesadaran lingkungan. Meskipun sudah mendapat pengetahuan lingkungan di sekolah, realitanya beberapa siswa di SD N 014 Balikpapan Barat masih banyak yang tidak peduli dengan lingkungannya. Pengetahuan, sikap dan perilaku mereka tentang kebersihan lingkungan di sekolah masih rendah.

         Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi juga mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung sehingga timbul ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses belajar mengajar.

         Kebersihan sekolah merupakan tanggung jawab bersama. Kebersihan bukan hanya tanggung jawab siswa tapi juga merupakan tanggung jawab seluruh warga yang ada di sekolah. Namun pada praktiknya, masih banyak sekolah yang lingkungannya kurang bersih. Kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan menjadi penyebab utama belum terjaganya kebersihan di lingkungan sekolah. Guru merupakan motivator terdekat dengan para siswa. Siswa belajar dari apa yang telah mereka liat. Maka alangkah baiknya jika guru dapat mengajak maupun memberi contoh tentang menjaga kebersihan agar tercipta suasana lingkungan yang bersih dan nyaman.

Cara menciptakan lingkungan sekolah yang sehat meliputi:

1. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah mencanangkan program sekolah hijau (green school). Program penghijauan sekolah, selain bisa membuat sekolah menjadi rindang dan indah, juga bisa memberi kenyaman saat kegiatan belajar mengajar karena sejuknya udara di sekolah.

2. Melaksanakan tata tertib sekolah dan tetap menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan sekolah. Jika semua warga sekolah memiliki kesadaran untuk melaksanakan tata tertib sekolah dengan baik, lingkungan sekolah pun akan terjaga.

3. Menanamkan sikap peduli lingkungan terhadap siswa dengan mencanangkan berbagai program yang bisa menyadarkan siswa betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah, berbagai kegiatan yang bisa dilakukan seperti menulis artikel lingkungan, menggambar, atau berbagai aktivitas lain yang ramah lingkungan.

4. Melakukan pengawasan yang ketat dan penegakkan peraturan sekolah yang tegas agar para warga sekolah mau dan secara sadar bersedia untuk melaksanakan ketertiban dan peraturan sekolah. Dalam hal ini, pihak sekolah harus dilibatkan untuk memastikan bahwa semua peraturan yang sudah dibuat dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh seluruh warga sekolah.

5. Mencanangkan kegiatan cinta lingkungan atau kegiatan kebersihan sekolah. Ini bisa membantu memberi pendidikan kepada para siswa untuk selalu sadar akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap sehat dan seimbang.

6. Jika memungkinkan, sekolah sebaiknya memanfaatkan hari besar nasional atau hari libur nasional untuk kegiatan positif, seperti kerja bakti membersihkan sekolah atau mencanangkan kegiatan peduli lingkungan. Ini juga bisa membantu menciptakan kesadaran yang lebih bagi para siswa untuk peduli dan cinta lingkungan.

 

B.     METODE PELAKSANAAN

          Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan bagaimana cara membersihkan lingkungan dan mencuci tangan, yang dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2017 yang bertempat di SD N 014 Balikpapan Barat yang berlokasi di jalan Asrama Bukit, Sidomulyo No. 41 Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat kode pos 76132.

 

 

 

 

C.    HASIL DAN PEMBAHASAN

       Realisasi Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlangsung sebagai berikut. 09.00 – 09.10 WITA : Pembukaan Kiftian Hady Prasetya sebagai pembawa acara mengawali kegiatan doa. Tempat kegiatan di Kelas VI SD N 014 Balikpapan Barat dan dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru SD N 014 Balikpapan Barat, siswa kelas I dan perwakilan dosen FKIP Universitas Balikpapan.

         Kegiatan yang pertama yaitu sambutan yang diberikan oleh Ibu Rahayu Sri Waskitoningtyas selaku panitia pengabdian kepada masyarakat. Pada sesi ini Ketua Panitia menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang terkait atas kesempatan yang telah diberikan. Ketua panitia juga memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan baik di lingkungan rumah atau sekolah. Serta mengingatkan siswa untuk tidak melupakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan

         Pada sesi ini, sebagai Pemateri adalah Ibu Rahayu Sri Waskitoningtyas dan Ibu Besse Intan Permatasari secara bersama-sama memberikan edukasi kepada siswa siswi kelas I di SD N 014 Balikpapan Barat mengenai kebersihan diri dan lingkungan. Pemateri juga menyampaikan betapa pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui dampak yang mungkin timbul jika tidak menjaga kebersihan. Seperti tema pada acara ini, pemateri memberikan penjelasan mengapa kebersihan harus dijadikan sebagai tema hidup kita. Penjelasan materi tentang kebersihan diri dan lingkungan sekitar, tim pemateri memberikan kuis sekaligus memberikan hadiah kepada siswa kelas I, siswa tampak antusias menjawab pertanyaan dari panitia.

           Siswa dibimbing oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat Universitas Balikpapan secara bersama-sama melakukan dan melihat kondisi lingkungan sekitar sembari bersamasama melakukan dan melihat kondisi lingkungan sekitar sambari bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar. Tim panitia mengarahkan siswa untuk mengambil sapu dan serok untuk membersihkan ruangan kelas, siswa yang belum mengerti bagaimana cara untuk menyapu kelas, diajari bagaimana memegang sapu dan menyapu dengan benar. Kemudian siswa disuruh mengumpulkan sampah yang terdapat di laci meja. Setelah ruangan kelas bersih siswa diarahkan ke halaman sekolah untuk mengumpulkan sampah di sekitar sebanyakbanyaknya.

            Sesi ini dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran pada siswa akan kebersihan lingkungan sekitar. Setelah selesai siswa diajak berkumpul di lapangan untuk melakukan praktik cuci tangan yang baik dan benar. Sebelum cuci tangan dilakukan, panitia mengajarkan kepada siswa cara cuci tangan yang baik dengan melalui irama. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah mengingatkan bahkan mengaplikasikannya pada saat praktik. Karena terbatasnya jum;ah keran air yang tersedia, praktik dimulai dengan 6 siswa dan dilakukan seterusnya secara bergantian. Agar tidak jenuh menunggu, beberapa siswa yang belum mendapat giliran diajak untuk bermain bersama sambal diberikan permainan, siapa yang menang siswa tersebut mendapat hadiah. Setelah siswa selesai melakukan praktik cuci tangan, siswa diarahkan kembali ke aula.

          Panitia mengadakan kuis berhadiah sambal mengingat kembali materi yang telah disampaikan. Para siswa tampak begitu antusias mengikuti sesi ini. Siswa berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh panitia. Setelah semua materi telah selesai dibahas dan semua hadiah telah dibagikan, maka sosialisasi dinyatakan selesai. Untuk mengakhiri sosialisasi ini, dilakukan foto bersama sebagai kenangkenangan dan tanda kerjasama yang baik antara Universitas Balikpapan dengan SD N 014 Balikpapan Barat.

Evaluasi Pelaksanaan Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pelaporan kinerja maupun kendala-kendala serta kekurangan pada kepanitiaan pengabdian pada masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara umum sudah berjalan dengan baik berkat kerjasama antara pihak pemateri dan bantuan serta dukungan berbagai pihak. Namun dalam pelaksanaan kedepannya diharapkan kegiatan ini dapat terlaksana lebih baik lagi dan meningkatkan koordinasi dari berbagai pihak.

2. Layar monitor kurang terang karena jarang dipakai.

3. Slide tidak terlalu terlihat dikarenakan latar membelakangi alur cahaya masuk dan berada ruangan terlalu terbuka.

4. Proses kegiatan dibarengi dengan kegiatan Maulud Nabi sehingga suara pemateri kurang jelas.

5. Siswa kelas I ketika menjawab pertanyaan dari pemateri sangat berantusias, sehingga menimbulkan keributan.

6. Saat kegiatan menyapu kelas, siswa saling berebutan untuk mengambil sapu.

7. Saat mengambil sampah di laci, ada salah satu siswa terkena jarum.

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer