Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) DAN PENYULUHAN KEBERSIHAN DIRI
MAKALAH
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) DAN
PENYULUHAN KEBERSIHAN DIRI
DISUSUN OLEH :
Nama : Yunita Afrida Makai
Nim : 1701034
YAYASAN PERAWAT SULAWESI
SELATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN
MAKASSAR
2021
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian SAP
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) adalah
seperangkat acara penyuluhan yang akan diselenggarakan termasuk topik, tempat,
sasaran, pemateri, dan konsep acara. Penyusunan SAP terbagi menjadi tiga tahap.
Tahap pendahuluan, tahap penyajian dan tahap penutup.
B. Tahap-tahap penyusunan SAP
Kegiatan penyuluhan adalah tahap yang
dilakukan penyuluh atau pemateri dan peserta penyuluhan atau masyarakat untuk
mengetahui perkembangan kesehatan di lingkungan mereka. Materi penyuluhan
tersebut dibatasi oleh pokok bahasan dan subpokok bahasan yang ada pada suatu
SAP. Tahap kegiatan itu terdiri atas tahap pendahuluan (introduction), tahap
penyajian (presentation), dan tahap penutup (test and follow up). Berikut ini
akan diuraikan secara singkat pengertian tahap tersebut.
1. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan
atau tahap awal sebelum memasuki penyajian materi yang akan disuluhkan. Pada
tahap ini penyuluh menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan
diajarkan dalam pertemuan tersebut, manfaat materi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari, hubungan materi tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui
masyarakat, serta tujuan yang harus dicapai masyarakat pada akhir pertemuan.
Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
mental masyarakat agar memerhatikan secara sungguh-sungguh selama tahap
penyajian. Tahap pendahuluan ini biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit
atau sekitar 5% dari waktu penyuluhan.
2. Tahap Penyajian
Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar
mengajar yang utama dalam suatu pengajaran. Di dalamnya tercakup bagian-bagian
sebagai berikut.
a.
Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal seperti
penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (realita), model, dan demonstrasi
gerak.
b.
Contoh dan non-contoh yang praktis serta konkret dari uraian konsep
c.
Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk menerapkan konsep
abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik. Sebagian besar
(80-90%) dari waktu kegiatan penyuluhan digunakan dalam tahap penyajian ini.
3.
Tahap Penutup
Tahap penutup merupakan tahap terakhir
suatu penyuluhan. Tahap ini meliputi 3 kegiatan, yaitu:
a. Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk
dijawab atau dikerjakan peserta penyuluhan.
Seringkali tes tersebut dilaksanakan
secara tidak formal dan tidak tertulis, tetapi diajukan secara lisan untuk
dijawab atau dikerjakan oleh peserta penyuluhan yang ditunjuk sebagai sampel.
Namun tes tersebut dapat juga dijawab atau dikerjakan oleh semua peserta didik
dan hal ini berarti akan menyita waktu pengajaran.
b.
Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes
c.
Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau
dipelajari peserta penyuluhan selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang
telah dipelajari dalam pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri dari
wabah penyakit yang menular di lingkungan masyarakat.
Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu
sekitar 10-20 menit atau 10-15% dari waktu pengajaran.
Dari uraian tentang kegiatan penyuluhan
tersebut tampak bahwa didalamnya tercakup komponen metode penyuluhan. Untuk
menjelaskan suatu konsep abstrak penyuluhan dapat menggunakan ceramah,
sedangkan untuk memberikan contoh dalam bentuk kegiatan fisik penyuluhan
menggunakan metode demonstrasi. Itulah sebabnya sebagian orang tidak
menggunakan istilah metode penyuluhan ketika mereka sudah menggunakan istilah
kegiatan penyuluhan.
C. Media Dan Alat Penyuluhan
Media adalah sarana yang digunakan untuk
menyalurkan materi penyuluhan agar dapat dilihat, dibaca, atau didengar oleh
peserta penyuluhan. Jenis media yang sering digunakan dalam pengajaran adalah
buku atau bahan cetak, papan tulis, foto, boneka simulasi, transparansi, serta
proyektor (over head proyektor-OHP). Di samping itu, kadang-kadang digunakan
pula slide pretsentasi dan proyektor LCD (LCD projector) serta kaset video dan
pemutarnya (video set). Fungsi dari media tersebut adalah menyalurkan materi
pengajaran kepada peserta penyuluhan.
Alat penyuluhan adalah benda yang
digunakan dalam penyuluhan sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan
penyuluhan. Contoh alat penyuluhan seperti penggaris, papan tulis, alat-alat
olah raga yang digunakan dalam pendidikan jasmani, dan kalkulator yang digunakan
untuk menghitung. Benda-benda tersebut tidak dimaksudkan untuk menyalurkan
materi penyuluhan.
D. Evaluasi Dan Referensi
Evaluasi adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar peserta penyuluhan cara melaksanakan pengajaran.
Alat ukur tersebut dapat berbentuk:
1.
Karangan (essay test)
2.
Tes objektif. Untuk tujuan instruksional dalam kawasan kognitif
3.
Tes kinerja (performance test). Untuk tujuan instruksional yang
mengandung kawasan psikomotor.
Cara pelaksanaan bisa berbentuk tulisan
atau lisan untuk kawasan kognitif dan bentuk kerja (praktikum) untuk kawasan
psikomotor.
Referensi adalah buku atau bahan yang
dijadikan acuan untuk menyajikan materi dalam SAP.
BAB II
MATERI PENYULUHAN KEBERSIHAN DIRI
A.
PENDAHULUAN
Kebersihan merupakan hal terpenting
dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini dikarenakan kebersihan memiliki
hubungan yang erat dengan rutinitas manusia sehari-hari dimana kebersihan merupakan
penujang yang utama dalam kelancaran aktivitas manusia. Ketika lingkungan bersih
maka aktivitas dapat dijalani dengan nyaman begitu pula sebaliknya. Begitu pentingnya
menjaga kebersihan karena tidak hanya memiliki dampak pada manusia, namun juga
pada lingkungan maupun makhluk hidup lainnya.
Kebersihan lingkungan merupakan hal yang
tidak dapat dijauhkan dari sebuah kehidupan manusia dan merupakan unsur yang
pasti atau tetap dalam ilmu kesehatan dan pencegahannya. Yang dimaksud dengan
kebersihan lingkungan itu sendiri adalah menciptakan sebuah lingkungan yang
sehat sehingga tidak gampang terserang atau terkena berbagai macam penyakit yang
kapan saja bisa menyerang kita seperti demam berdarah, muntaber dan lain-lain.
Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan
nyaman. Kebersihan lingkungan meliputi kebersihan tempat tinggal, tempat
bersekolah, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum lainnya. Kebersihan adalah
salah satu tanda dari keadaan higiene atau jauh dari kotor baik dalam diri sendiri,
lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan
dan kebersihan diri agar sehat tidak menyebabkan kotoran atau menularkan
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain karena itu kita harus pandai
pandai menjaga kebersihan. Tidak sulit menjaga kebersihan lingkungan ada banyak
macam cara untuk menjaga kebersihan lingkungan misalnya dengan membuang sampah pada
tempatnya, selalu membersihkan selokan air, memisahkan sampah kering dan sampah
basah, rajin menyapu halaman rumah, mendaur ulang barang yang tidak terpakai
dan masih banyak lagi. Jika kita tidak menjaga kebersihan lingkungan maka
lingkungan menjadi tidak sehat dan dapat mengganggu kegiatan sehari hari juga dapat
menyebabkan penyakit yang menganggu masyarakat. Lingkungan yang bersih
menjadikan hidup lebih sehat, udara terasa sejuk, tempat tinggal menjadi bersih
dan terhindar dari segala penyakit. Maka dari itu kita harus selalu menjaga kebersihan
lingkungan karena banyak sekali manfaatnya untuk kehidupan.
Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan
status kesehatan, dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi
menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih
menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam
mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri
mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku,
serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri
ini, pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoatmodjo,1997).
Di agama Islam juga diajarkan mengenai kebersihan
lingkungan mencakup kebersihan diri sendiri, kebersihan makan, kebersihan
minum, kebersihan rumah, kebersihan sumber air, pekarangan dan jalan, dan
kebersihan lingkungan hidup sekitar. Ini semua sesuai dengan hadits Nabi
Muhammad SAW yaitu kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Kebersihan akan
lebih menjamin kebersihan seseorang dan menyehatkan. Kebersihan beda jauh
dengan kemewahan, kebersihan itu sendiri adalah usaha manusia supaya lingkungan
tetap sehat terawatt secara berkelanjutan atau supaya menjadi permanen dalam
diri masing-masing seseorang.
Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan
maka jika melihat tempat yang tidak bersih harus segera kita bersihkan supaya
kotoran atau sampah hilang dari depan mata kita. Semakin banyak kotoran yang
dibiarkan menumpuk dan bertimbunan maka akan semakin tidak baik pula untuk
dilihat yang lebih bahaya lagi akan mendatangkan berbagai macam atau sumber penyakit
atau wabah penyakit di sekitarnya. Dalam hubungan ini umat beragama dan masyarakat
sekitar sangat mutlak diperlukan dalam hal menciptakan lingkungan masyarakat yang
bersih dan sehat. Kondisi bersih ini sangatlah mendukung kenyamanan dan ketentraman
seseorang, sebaliknya tempat yang kotor akan menjadikan kondisi yang suram,
tidak enak, tidak tahan, dan sangat menjengkelkan. Renungkanlah sebuah hadits
Rasulullah SAW yang maksudnya ''Islam itu bersih maka hendaklah kamu suka
membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih''
(HR.Dailami)
Di SD N 014 Balikpapan Barat ada
beberapa siswa yang masih belum mengetahui dan memahami pentingnya kebersihan,
misalnya ketika bel istirahat berbunyi siswa langsung membeli makanan dan lupa
mencuci tangannya terlebih dahulu atau setelah jam selesai berolahraga siswa
tidak mencuci tangannya langsung masuk kelas dan mengambil makanan. Siswa juga
kurang mengetahui bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar. Bahkan, beberapa
diantaranya melalaikan aktivitas terkecil dalam menjaga kesehatan ini. Hal ini terlihat
pada saat jam istirahat beberapa diantaranya hanya membasuh tangan bahkan ada yang
memilih untuk langsung makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Terlihat
pula beberapa siswa masih enggan untuk membuang sampah di tempatnya. Hal ini
tentu akan mempengaruhi proses belajar pada siswa itu sendiri.
Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan
oleh minimnya kesadaran anak tentang pentingnya menjaga kebersihan diri.
Kurangnya motivasi dari sekolah juga menjadi salah satu alasan mengapa siswa
belum memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan diri. Dalam Tri
Dharma perguruan tinggi disebutkan bahwa fungsi perguruan tinggi adalah melaksanakan
pendidikan tinggi, melakukan penelitian, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Dari pentingnya menjaga kebersihanyang tentu dapat menunjang kelancaran siswa untuk
melaksanakan proses belajar. FKIP Pendidikan Matematika Univesitas Balikpapan memandang
perlu dilaksanakan pengabdian kepada masyarakat tentang berbicara. Atas dasar
pemikiran tersebut, Mahasiswa dan Dosen FKIP Universitas Balipapan perlu melaksanakan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan kesadaran siswa
tentang pentingnya menjaga kebersihan. Lokasi yang dipilih adalah SD N 014 Balikpapan
Barat karena di sekolah tersebut dijumpai siswa yang memelalaikan pentingnya menjaga
kebersihan.
Kebersihan diri adalah upaya individu
dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan
mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan
kesehatan yang optimal (Effendy, 1997). Menurut Aburrahman dalam (Hasanah : 2014)
bahwa kebersihan merupakan salah pokok dalam memelihara kelangsungan
eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk kecuali berusaha untuk
membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut dinilai kotor. Pembersihan diri
tersebut, secara fisik misalnya, ada yang menggunakan air, tanah, air dan
tanah. Bagi manusia membersihkan diri tersebut dengan tanah dan air tidak
cukup, tetapi ditambah dengan menggunakan dedaunan pewangi, malahan pada zaman
modern sekarang menggunakan sabun mandi, bahkan untuk pembersih wajah ada sabun
khusus dan lain sebagainya. Pada manusia konsep kebersihan, bukan hanya secara
fisik, tetapi juga psikhis, sehingga dikenal istilah kebersihan jiwa,
kebersihan hati, kebersihan spiritual dan lain sebagaianya.
Menurut Undang - Undang RI nomor 23
tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menebutkan bahwa
yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan
dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan
dan pencegahan. Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan
lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam
berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu
lingkungan yang bersih indah dan nyaman.
Di agama Islam juga diajarkan
mengenai kebersihan lingkungan mencangkup kebersihan makan, kebersihan minum,
kebersihan rumah, kebersihan sumber air, pekarangan dan jalan. Ini semua sesuai
dengan hadits Nabi Muhammad SAW yaitu kebersihan adalah sebagian dari pada iman.
Kebersihan akan lebih menjamin kenyamanan hidup seseorang. Kebersihan tidak sama
dengan kemewahan, kebersihan adalah usaha manusia agar lingkungan tetep sehat terawat
secara kontinyu. Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan maka jika melihat
tempat yang tidak bersih perlu segera kita bersihkan agar hilang dari pandangan
mata. Semakin banyak kotoran yang dibiarkan menumpuk semakin tidak baik untuk
dilihat yang lebih bahaya lagi akan mendatangkan berbagai penyakit atau wabah
di sekitarnya. Dalam hubungan ini umat beragama dan masyarakat sekitar mutlak
diperlukan dalam menciptakan lingkungan masyarakat bersih dan sehat.
Kondisi bersih sangat mendukung kenyamanan
dan menerik, sebaliknya tempat yang kotor menjadikan kondisi suram dan
menjengkelkan. Renungkanlah sebuah hadits Rasulullah SAW yang maksudnya ''
islam itu bersih maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan
masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.'' (HR.Dailami) Makna dari
kebersihan adalah sebagian dari iman, itulah motto yang terus
didengungdengungkan di dalam dunia pendidikan maupun dalam instansi terkait.
Tapi kadang kita selalu bertanya dengan motto di atas jika kita menjumpai kehancuran
lingkungan hidup dan juga menemukan sampah berserakan di mana-mana.
Hampir dijumpai di kota-kota besar sampah
berserakan di sudut-sudut kota. Dengan prinsip “Kebersihan sebagian dari Iman” sebenarnya
sudah bisa diterapkan dalam perilaku manusia orang perorangan. Tapi nyatanya kebersihan
itu ibarat simbol belaka tanpa ada tindakan yang nyata. Kerap kali kita sering berbicara
mengenai kebersihan, tapi praktiknya kebanyakan adalah sulit mengaktualisasikannya
dengan baik. Untuk memulai perilaku kebersihan sebagian dari iman memang perlu
bekerjasama dengan berbagai pihak. Menerapkan prilaku ini diperlukan keikut
sertaan penegak hukum dan pembuat kebijakan agar mau mewujudkan citacita ini secara
bersama-sama. Semua harus dimulai dalam diri pribadi manusia. Hukum sangat
berperan penting dalam prilaku kehidupan manusia.
Kebersihan Jasmani adalah kebersihan yang
berkenaan kebersihan tubuh (fisik) dan kebersihan lingkungan secara internal
(tempat tinggal, sekolah, dll) maupun secara external (jalan raya, selokan,
sungai, pantai, udara dan air ) yang diwujudkan pada kesadaran individu (pribadi)
atau masyarakat (publik) dalam mendapatkan kenyamanan secara layak pada kehidupannya.
Kebersihan Rohani adalah kebersihan secara spirirualitas yang ada pada diri seseorang
dari pola pikirnya, kesadarannya , sikap atau prilaku , jiwanya dan mentalnya
tidak ternodai dari hal – hal yang dilarang oleh Islam baik secara abstrak
maupun secara transparan yang akan menuju kesempurnaan individu/seseorang dalam
menjalankan agamanya.
Sedangkan untuk kebersihan Lingkungan
Sekolah Pengetahuan tentang lingkungan perlu diberikan sejak dini agar dapat memberikan
pemahaman yang mendalam akan pentingnya lingkungan bagi manusia sehingga dapat
menghasilkan warga Negara yang mempunyai perilaku yang bertanggungjawab terhadap
lingkungannya dan menumbuhkan rasa kesadaran lingkungan. Meskipun sudah mendapat
pengetahuan lingkungan di sekolah, realitanya beberapa siswa di SD N 014 Balikpapan
Barat masih banyak yang tidak peduli dengan lingkungannya. Pengetahuan, sikap
dan perilaku mereka tentang kebersihan lingkungan di sekolah masih rendah.
Lingkungan belajar yang efektif adalah
sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan belajar yang
didesain atau dibangun untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas
belajar mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal ini dapat digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam
berfikir, berkreasi juga mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang
bersih sangat mendukung sehingga timbul ketertiban dan kenyamanan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki
sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan
membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses belajar mengajar.
Kebersihan sekolah merupakan tanggung jawab
bersama. Kebersihan bukan hanya tanggung jawab siswa tapi juga merupakan tanggung
jawab seluruh warga yang ada di sekolah. Namun pada praktiknya, masih banyak sekolah
yang lingkungannya kurang bersih. Kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan menjadi
penyebab utama belum terjaganya kebersihan di lingkungan sekolah. Guru merupakan
motivator terdekat dengan para siswa. Siswa belajar dari apa yang telah mereka
liat. Maka alangkah baiknya jika guru dapat mengajak maupun memberi contoh
tentang menjaga kebersihan agar tercipta suasana lingkungan yang bersih dan
nyaman.
Cara menciptakan lingkungan
sekolah yang sehat meliputi:
1. Hal pertama yang bisa
dilakukan adalah mencanangkan program sekolah hijau (green school). Program
penghijauan sekolah, selain bisa membuat sekolah menjadi rindang dan indah, juga
bisa memberi kenyaman saat kegiatan belajar mengajar karena sejuknya udara di
sekolah.
2. Melaksanakan tata tertib
sekolah dan tetap menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan sekolah. Jika
semua warga sekolah memiliki kesadaran untuk melaksanakan tata tertib sekolah
dengan baik, lingkungan sekolah pun akan terjaga.
3. Menanamkan sikap peduli
lingkungan terhadap siswa dengan mencanangkan berbagai program yang bisa
menyadarkan siswa betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
sekolah, berbagai kegiatan yang bisa dilakukan seperti menulis artikel
lingkungan, menggambar, atau berbagai aktivitas lain yang ramah lingkungan.
4. Melakukan pengawasan yang
ketat dan penegakkan peraturan sekolah yang tegas agar para warga sekolah mau
dan secara sadar bersedia untuk melaksanakan ketertiban dan peraturan sekolah.
Dalam hal ini, pihak sekolah harus dilibatkan untuk memastikan bahwa semua
peraturan yang sudah dibuat dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh seluruh warga
sekolah.
5. Mencanangkan kegiatan cinta
lingkungan atau kegiatan kebersihan sekolah. Ini bisa membantu memberi
pendidikan kepada para siswa untuk selalu sadar akan pentingnya menjaga lingkungan
agar tetap sehat dan seimbang.
6. Jika memungkinkan, sekolah
sebaiknya memanfaatkan hari besar nasional atau hari libur nasional untuk
kegiatan positif, seperti kerja bakti membersihkan sekolah atau mencanangkan
kegiatan peduli lingkungan. Ini juga bisa membantu menciptakan kesadaran yang
lebih bagi para siswa untuk peduli dan cinta lingkungan.
B.
METODE
PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
berupa penyuluhan bagaimana cara membersihkan lingkungan dan mencuci tangan, yang
dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2017 yang bertempat di SD N 014
Balikpapan Barat yang berlokasi di jalan Asrama Bukit, Sidomulyo No. 41
Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat kode pos 76132.
C.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Realisasi Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlangsung
sebagai berikut. 09.00 – 09.10 WITA : Pembukaan Kiftian Hady Prasetya
sebagai pembawa acara mengawali kegiatan doa. Tempat kegiatan di Kelas VI SD N
014 Balikpapan Barat dan dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru SD N 014 Balikpapan
Barat, siswa kelas I dan perwakilan dosen FKIP Universitas Balikpapan.
Kegiatan yang pertama yaitu sambutan
yang diberikan oleh Ibu Rahayu Sri Waskitoningtyas selaku panitia pengabdian
kepada masyarakat. Pada sesi ini Ketua Panitia menyampaikan rasa terimakasih
kepada seluruh pihak yang terkait atas kesempatan yang telah diberikan. Ketua panitia
juga memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu menjaga kebersihan diri
sendiri dan lingkungan baik di lingkungan rumah atau sekolah. Serta
mengingatkan siswa untuk tidak melupakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah
makan
Pada sesi ini, sebagai Pemateri adalah
Ibu Rahayu Sri Waskitoningtyas dan Ibu Besse Intan Permatasari secara
bersama-sama memberikan edukasi kepada siswa siswi kelas I di SD N 014 Balikpapan
Barat mengenai kebersihan diri dan lingkungan. Pemateri juga menyampaikan
betapa pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui dampak yang
mungkin timbul jika tidak menjaga kebersihan. Seperti tema pada acara ini,
pemateri memberikan penjelasan mengapa kebersihan harus dijadikan sebagai tema
hidup kita. Penjelasan materi tentang kebersihan diri dan lingkungan sekitar,
tim pemateri memberikan kuis sekaligus memberikan hadiah kepada siswa kelas I,
siswa tampak antusias menjawab pertanyaan dari panitia.
Siswa dibimbing oleh tim pelaksana
pengabdian kepada masyarakat Universitas Balikpapan secara bersama-sama melakukan
dan melihat kondisi lingkungan sekitar sembari bersamasama melakukan dan
melihat kondisi lingkungan sekitar sambari bersama-sama membersihkan lingkungan
sekitar. Tim panitia mengarahkan siswa untuk mengambil sapu dan serok untuk membersihkan
ruangan kelas, siswa yang belum mengerti bagaimana cara untuk menyapu kelas, diajari
bagaimana memegang sapu dan menyapu dengan benar. Kemudian siswa disuruh mengumpulkan
sampah yang terdapat di laci meja. Setelah ruangan kelas bersih siswa diarahkan
ke halaman sekolah untuk mengumpulkan sampah di sekitar sebanyakbanyaknya.
Sesi ini dilakukan dengan tujuan untuk
menumbuhkan kesadaran pada siswa akan kebersihan lingkungan sekitar. Setelah
selesai siswa diajak berkumpul di lapangan untuk melakukan praktik cuci tangan
yang baik dan benar. Sebelum cuci tangan dilakukan, panitia mengajarkan kepada
siswa cara cuci tangan yang baik dengan melalui irama. Hal ini bertujuan agar siswa
lebih mudah mengingatkan bahkan mengaplikasikannya pada saat praktik. Karena terbatasnya
jum;ah keran air yang tersedia, praktik dimulai dengan 6 siswa dan dilakukan seterusnya
secara bergantian. Agar tidak jenuh menunggu, beberapa siswa yang belum
mendapat giliran diajak untuk bermain bersama sambal diberikan permainan, siapa
yang menang siswa tersebut mendapat hadiah. Setelah siswa selesai melakukan
praktik cuci tangan, siswa diarahkan kembali ke aula.
Panitia mengadakan kuis berhadiah
sambal mengingat kembali materi yang telah disampaikan. Para siswa tampak
begitu antusias mengikuti sesi ini. Siswa berlomba-lomba untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh panitia. Setelah semua materi telah selesai
dibahas dan semua hadiah telah dibagikan, maka sosialisasi dinyatakan selesai.
Untuk mengakhiri sosialisasi ini, dilakukan foto bersama sebagai kenangkenangan
dan tanda kerjasama yang baik antara Universitas Balikpapan dengan SD N 014 Balikpapan
Barat.
Evaluasi Pelaksanaan Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
dengan pelaporan kinerja maupun kendala-kendala serta kekurangan pada kepanitiaan
pengabdian pada masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat secara umum sudah berjalan dengan baik berkat kerjasama antara pihak
pemateri dan bantuan serta dukungan berbagai pihak. Namun dalam pelaksanaan
kedepannya diharapkan kegiatan ini dapat terlaksana lebih baik lagi dan
meningkatkan koordinasi dari berbagai pihak.
2. Layar monitor kurang terang
karena jarang dipakai.
3. Slide tidak terlalu
terlihat dikarenakan latar membelakangi alur cahaya masuk dan berada ruangan terlalu
terbuka.
4. Proses kegiatan dibarengi
dengan kegiatan Maulud Nabi sehingga suara pemateri kurang jelas.
5. Siswa kelas I ketika
menjawab pertanyaan dari pemateri sangat berantusias, sehingga menimbulkan
keributan.
6. Saat kegiatan menyapu
kelas, siswa saling berebutan untuk mengambil sapu.
7. Saat mengambil sampah di
laci, ada salah satu siswa terkena jarum.
Komentar
Posting Komentar